Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian
melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak
mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan
itu adalah selemah-lemahnya iman (HR. Muslim)”
“ Ber-tadhliyyah untuk Dakwah ?? “
“Why Not ?“
Banyaknya ujian dalam perjalanan dakwah juga pasti akan
dialami oleh setiap pejuang dakwah. Rasulullah bahkan merasakan ujian itu begiu
sangat beratnya. Difitnah, dilempari kotoran, diboikot selama tiga tahun lamanya,
diusir dari tanah kelahirannya, dimusuhi dan diperangi. Karena memang begitulah
kaidahnya, musuh-musuh dakwah tak akan pernah membiarkan dakwah berjalan dengan
tenang. Waraqah bin Naufal pernah berkata kepada Muhammad Saw yang saat itu
baru saja mendapatkan wahyu yang pertama kali, “siapapun lelaki yang datang
membawa seperti apa yang engkau bawa pasti akan dimusuhi oleh mereka.” Dan
kaidah ini juga akan berlaku pada para pejuang dakwah sebagai pewaris tugas
kenabian.
Para pejuang dakwah kadangkala merasa
kesepian, karena tak banyak manusia yang mau menempuh jalan dakwah ini,
disebabkan medannya yang terjal, berkelok-kelok, penuh rintangan dan tidak
mudah dilalui.
Apakah ada orang yang rela menempuh
jalan seperti itu dan ada pulakah yang rela mengemban tugas berat sebagai
pewaris jalan Nabi. Ketika dunia manusia telah menawarkan sebuah kekayaan yang
besar, kefanaan yang melenakan dan kenikmatan kenikmatan yang melimpah ruah
serta dapat dicapai dengan cara yang instan. Apakah ada yang mau ?? Dan apakh ada
yang berani ?? Jawabannya, iya ada. Mereka adalah kita yaitu para Aktivis
Dakwah.
Kita
para aktivis dakwah adalah manusia yang berani dan bertahan dalam medan seperti
ini. Kita adalah manusia yang memiliki daya tahan prima, siap berkorban,
memiliki keberanian dan obsesi yang tinggi. Kita adalah generasi yang siap
terasing dari hingar bingar gegap gempita dunia dan memilih menapaki jalan yang
pernah ditempuh oleh manusia-manusia besar yang telah dikenang oleh sejarah.
Agama ini memang lahir dari keterasingan dan akan kembali dalam keterasingan,
begitu sabda Rasul.
Walau
demikian, yang harus selalu kita ingat adalah segala kesulitan dalam perjalanan
dakwah akan selalu berakhir dalam kebahagiaan. Diganjar oleh Allah dengan
pahala yang berlipat-lipat. Karena berat timbangan pahala disisi Allah sesuai
dengan kadar kesulitan yang dihadapi. Maka kenalilah jalan dakwah ini dengan
baik agar semua dinamika dakwah yang dihadapi dapat dipahami sebagai sebuah
konsekuensi yang melekat. Dengan begitu langkah kita akan semakin ringan untuk
menuntaskan perjalanan dakwah ini.
Orang Lain butuh
Tadhliyyah Kita
Sadarilah, jika kita adalah agen penggerak (kader) dakwah.
Jika kita sudah diberi hidayah dan petujuk dari Allah SWT untuk ditempatkan
pada jalan dakwah ini yang perlu kita lakukan adalah bertadhliyyah (berkorban)
demi dakwah ini dari waktu, harta, dan
jiwa. Karena tidak mungkin ketika kita yang sudah dipilih Allah untuk
menyebarkan segala kebaikan-kebaikan dan segala kebenaran-kebenaran menjadi
diam dan bersikap pasif.
Apakah diamnya kita berharap orang yang tidak mengerti islam
diluar sana yang menyampaikan apa yang kita ketahui, apakah pasifnya kita berharap orang yang tidak
pernah belajar tentang islam menyampaikan apa yang kita pelajari, dan apakah
diam dan pasifnya kita berharap orang yang setengah hati dalam dakwah
menyampaikan apa yang kita ketahui dan pelajari dengan sepenuh hati selama ini.
Jika kita dalami lagi pertanyaan diatas maka tak perlu lagi ada alasan kita
untuk santai dan bercanda tawa dengan sesama selama masih ada orang yang diluar
sana dalam hati kecilnya menjerit dan meminta tolong untuk ditunjukkan jalan
yang lurus lagi benar.
Maka sungguh tak perlu lagi perkataan capek dan
tak perlu juga kata lelah untuk merelakan waktu istirahat kita, waktu libur
kita dan waktu santai kita. Karena kita sendiri yang memilih jalan dakwah ini,
dan beruntungnya kita adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah sebagai
pewaris jalan para Nabi.
Tadhliyyah Waktu
Apakah kita masih ingat dengan kisah perjuangan dakwah Nabi
Nuh a.s.? Beliau telah menghabiskan Sembilan ratus tahun lebih masa hidupnya
dalam perjuangan dakwah yang tak kenal henti. Bayangkan saja Sembilan Ratus
tahun bukanlah waktu yang singkat dan cepat bahkan itu adalah waktu yang sangat
panjang dan sangat lama. Beliau menghabiskan waktu dan umurnya hanya untuk
menghadapi kaum yang sangat bebal, pembangkang dan ingkar. Setiap hari
berinteraksi dan bergaul dengan mereka dan akhirnya hanya mendapatkan 12 orang
pengikut.
Tadhliyyah Harta
Siapa yang tak kenal Abdurrahman bin ‘Auf yang merupakan
salah satu dari sepuluh sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk surge oleh Allah.
Beliau dikenal dengan pengusaha yang ulet dan tekun. Bahkan kekayaan beliau
dikatakan melebihi kekayaan seluruh sahabat jika dihimpunkan seluruhnya. Pada
suatu hari beliau mendapat kabar dari Aisyah r.a bahwa Rasulullah SAW berkata jika dirinya
akan memasuki surga Allah dengan keadaan merangkak. Seketika Abdurrahman bin
‘Auf berkata bahwa dia ingin memasuki surga Allah dengan keadaan berdiri. Maka
langsung secara tanggap Abdurrahman bin ‘Auf pada setiap kesempatan yang ada
ketika berperang maupun tidak, menjadi orang yang paling banyak dan paling cepat dalam menyedekahkan haratnya
dijalan Allah. Pada suatu peperangan Abdurrahaman menyedekahkan seluruh
hartanya untuk kaum muslim. Hingga Umar bin Khattab berbisik pada Rasulullah, “
Sesungguhnya jika Abdurrahman bin ‘Auf tidak menyisakan apapun bagi keluarganya
dia akan berdosa.” lalu Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin ‘Auf ,”
Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu wahai sahabatku ??” Abdurrahman bin
’Auf pun menjawab,” Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu yang lebih
besar dan banyak dari apa yang aku berikan kepada kaum muslim saat ini. Yaitu
janji Allah dan Rasul-Nya kepada orang yang memenuhi kebutuhan orang lain
” Seketika setelah kejadian tersebut
harta dari Abdurrahman bin ‘Aur bagaikan air yang mengalir deras, bertambah
banyak dan semakin banyak.
Tadhliyyah Jiwa
Khalid bin Walid adalah salah satu sosok sahabat Rasulullah
yang bertadhliyyah dengan jiwa, bagaimana tidak beliau yang sebelumnya dikenal
dengan panglima perang kaum musyrik yang paling ditakuti dan membahayakan kaum
muslim namun pada saat mendapat kan hidayah dan petunjuk dari Allah beliau
dipercaya oleh Rasulullah SAW sebagai panglima perang utama kaum muslim untuk
menghadapi kaum musyrik dalam beberapa perang besar.
Pengorbanannya
sangat jelas ketika memimpin perang dan dibuktikan dengan menangnya kaum muslim
dalam peperangan penting dan besar. Sehingga pada suatu waktu beliau pun pernah berkata bahwa ingin
sekali mati syahid dalam keadaan berkecamuknya peperang menghadapi kaum
musyrik, namun Allah memiliki menghendaki lain. Beliau Allah mati syahidkan
bukan dalam keadaan berperang tetapi dengan cara yang lebih tenang yaitu dalam
keadaan sakit. Subhannallah..
Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian
melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak
mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan
itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar