Lebah Madu Edisi III

Diposting oleh Knisa Nurimanita di 06.16

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya  iman (HR. Muslim)



“ Ber-tadhliyyah untuk Dakwah ?? “
“Why Not ?“



                Banyaknya ujian dalam perjalanan dakwah juga pasti akan dialami oleh setiap pejuang dakwah. Rasulullah bahkan merasakan ujian itu begiu sangat beratnya. Difitnah, dilempari kotoran, diboikot selama tiga tahun lamanya, diusir dari tanah kelahirannya, dimusuhi dan diperangi. Karena memang begitulah kaidahnya, musuh-musuh dakwah tak akan pernah membiarkan dakwah berjalan dengan tenang. Waraqah bin Naufal pernah berkata kepada Muhammad Saw yang saat itu baru saja mendapatkan wahyu yang pertama kali, “siapapun lelaki yang datang membawa seperti apa yang engkau bawa pasti akan dimusuhi oleh mereka.” Dan kaidah ini juga akan berlaku pada para pejuang dakwah sebagai pewaris tugas kenabian.
            Para pejuang dakwah kadangkala merasa kesepian, karena tak banyak manusia yang mau menempuh jalan dakwah ini, disebabkan medannya yang terjal, berkelok-kelok, penuh rintangan dan tidak mudah dilalui.
            Apakah ada orang yang rela menempuh jalan seperti itu dan ada pulakah yang rela mengemban tugas berat sebagai pewaris jalan Nabi. Ketika dunia manusia telah menawarkan sebuah kekayaan yang besar, kefanaan yang melenakan dan kenikmatan kenikmatan yang melimpah ruah serta dapat dicapai dengan cara yang instan. Apakah ada yang mau ?? Dan apakh ada yang berani ?? Jawabannya, iya ada. Mereka adalah kita yaitu para Aktivis Dakwah.

            Kita para aktivis dakwah adalah manusia yang berani dan bertahan dalam medan seperti ini. Kita adalah manusia yang memiliki daya tahan prima, siap berkorban, memiliki keberanian dan obsesi yang tinggi. Kita adalah generasi yang siap terasing dari hingar bingar gegap gempita dunia dan memilih menapaki jalan yang pernah ditempuh oleh manusia-manusia besar yang telah dikenang oleh sejarah. Agama ini memang lahir dari keterasingan dan akan kembali dalam keterasingan, begitu sabda Rasul.
            Walau demikian, yang harus selalu kita ingat adalah segala kesulitan dalam perjalanan dakwah akan selalu berakhir dalam kebahagiaan. Diganjar oleh Allah dengan pahala yang berlipat-lipat. Karena berat timbangan pahala disisi Allah sesuai dengan kadar kesulitan yang dihadapi. Maka kenalilah jalan dakwah ini dengan baik agar semua dinamika dakwah yang dihadapi dapat dipahami sebagai sebuah konsekuensi yang melekat. Dengan begitu langkah kita akan semakin ringan untuk menuntaskan perjalanan dakwah ini.
Orang Lain butuh Tadhliyyah Kita
            Sadarilah, jika kita adalah agen penggerak (kader) dakwah. Jika kita sudah diberi hidayah dan petujuk dari Allah SWT untuk ditempatkan pada jalan dakwah ini yang perlu kita lakukan adalah bertadhliyyah (berkorban) demi dakwah ini dari waktu,  harta, dan jiwa. Karena tidak mungkin ketika kita yang sudah dipilih Allah untuk menyebarkan segala kebaikan-kebaikan dan segala kebenaran-kebenaran menjadi diam dan bersikap pasif.
             Apakah diamnya kita  berharap orang yang tidak mengerti islam diluar sana yang menyampaikan apa yang kita ketahui, apakah  pasifnya kita berharap orang yang tidak pernah belajar tentang islam menyampaikan apa yang kita pelajari, dan apakah diam dan pasifnya kita berharap orang yang setengah hati dalam dakwah menyampaikan apa yang kita ketahui dan pelajari dengan sepenuh hati selama ini. Jika kita dalami lagi pertanyaan diatas maka tak perlu lagi ada alasan kita untuk santai dan bercanda tawa dengan sesama selama masih ada orang yang diluar sana dalam hati kecilnya menjerit dan meminta tolong untuk ditunjukkan jalan yang lurus lagi benar.
            Maka  sungguh tak perlu lagi perkataan capek dan tak perlu juga kata lelah untuk merelakan waktu istirahat kita, waktu libur kita dan waktu santai kita. Karena kita sendiri yang memilih jalan dakwah ini, dan beruntungnya kita adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah sebagai pewaris jalan para Nabi.
Tadhliyyah Waktu
            Apakah kita masih ingat dengan kisah perjuangan dakwah Nabi Nuh a.s.? Beliau telah menghabiskan Sembilan ratus tahun lebih masa hidupnya dalam perjuangan dakwah yang tak kenal henti. Bayangkan saja Sembilan Ratus tahun bukanlah waktu yang singkat dan cepat bahkan itu adalah waktu yang sangat panjang dan sangat lama. Beliau menghabiskan waktu dan umurnya hanya untuk menghadapi kaum yang sangat bebal, pembangkang dan ingkar. Setiap hari berinteraksi dan bergaul dengan mereka dan akhirnya hanya mendapatkan 12 orang pengikut.
Tadhliyyah Harta
            Siapa yang tak kenal Abdurrahman bin ‘Auf yang merupakan salah satu dari sepuluh sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk surge oleh Allah. Beliau dikenal dengan pengusaha yang ulet dan tekun. Bahkan kekayaan beliau dikatakan melebihi kekayaan seluruh sahabat jika dihimpunkan seluruhnya. Pada suatu hari beliau mendapat kabar dari Aisyah r.a  bahwa Rasulullah SAW berkata jika dirinya akan memasuki surga Allah dengan keadaan merangkak. Seketika Abdurrahman bin ‘Auf berkata bahwa dia ingin memasuki surga Allah dengan keadaan berdiri. Maka langsung secara tanggap Abdurrahman bin ‘Auf pada setiap kesempatan yang ada ketika berperang maupun tidak, menjadi orang yang paling banyak  dan paling cepat dalam menyedekahkan haratnya dijalan Allah. Pada suatu peperangan Abdurrahaman menyedekahkan seluruh hartanya untuk kaum muslim. Hingga Umar bin Khattab berbisik pada Rasulullah, “ Sesungguhnya jika Abdurrahman bin ‘Auf tidak menyisakan apapun bagi keluarganya dia akan berdosa.” lalu Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin ‘Auf ,” Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu wahai sahabatku ??” Abdurrahman bin ’Auf pun menjawab,” Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu yang lebih besar dan banyak dari apa yang aku berikan kepada kaum muslim saat ini. Yaitu janji Allah dan Rasul-Nya kepada orang yang memenuhi kebutuhan orang lain ”  Seketika setelah kejadian tersebut harta dari Abdurrahman bin ‘Aur bagaikan air yang mengalir deras, bertambah banyak dan semakin banyak.


Tadhliyyah Jiwa
            Khalid bin Walid adalah salah satu sosok sahabat Rasulullah yang bertadhliyyah dengan jiwa, bagaimana tidak beliau yang sebelumnya dikenal dengan panglima perang kaum musyrik yang paling ditakuti dan membahayakan kaum muslim namun pada saat mendapat kan hidayah dan petunjuk dari Allah beliau dipercaya oleh Rasulullah SAW sebagai panglima perang utama kaum muslim untuk menghadapi kaum musyrik dalam beberapa perang besar.
            Pengorbanannya sangat jelas ketika memimpin perang dan dibuktikan dengan menangnya kaum muslim dalam peperangan penting dan besar. Sehingga pada suatu  waktu beliau pun pernah berkata bahwa ingin sekali mati syahid dalam keadaan berkecamuknya peperang menghadapi kaum musyrik, namun Allah memiliki menghendaki lain. Beliau Allah mati syahidkan bukan dalam keadaan berperang tetapi dengan cara yang lebih tenang yaitu dalam keadaan sakit. Subhannallah..



Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya  iman”       (HR. Muslim)

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Recent Posts

Labels

Pengikut