Kuliah Umum
Pemuda dan Dakwah oleh Syeikh Wallid Sayyid
Sebagai
pemuda Islam yang berjuang di jalan dakwah Islamiyah, haruslah kita benar-benar
memahami betapa indahnya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Bentuk
pensyukuran diri terhadap Allah harus senantiasa kita lakukan.
Adapun
bentuk pensyukuran nikmat diantaranya:
1.
Mengenali atau memahami nikmat Islam tersebut.
2.
Bekerja atau beramal dan menyampaikan nikmat
Iman dan Islam.
Karena sesungguhnya nikmat Iman dan
nikmat Islam merupakan sebuah karunia yang luar biasa.
3.
Kesinambungan syukur (Keistiqomahan).
Kenapa istiqomah sangat penting?
Allah memberikan nikmat Islam kepada kita adalah hadiah yang harus kita jaga.
Allah berhak memberikan nikmat tersebut kepada siapapun. Dan Allah berhak
mencabutnya dari siapapun (Naudzubillahimin dzalik).
Terdapat pula beberapa
hal yang dapat mempertahankan nikmat tersebut:
1.
Hati-hati dengan dunia
Maksud kalimat di atas yaitu mengenai
penyakit al-wahn (kelemahan jiwa). Penyakit al-wahn adalah hubbud dunya wa
karohiyatul maut yaitu cinta dunia dan takut mati. Allah berfirman, “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
Begitulah indicator orang yang
bertaqwa, sudahkah kita termasuk di
dalamnya?
2.
Bersandar kembali kepada Allah
Rasullah dalam setiap peperangan
selalu menyusun rencana-rencana guna memenangkan Islam. Begitu pula yang
mungkin saat ini sedang kita lakukan, menyusun proker, syuro berganti dan
rencana-rencana lainnya. Namun ingatlah selalu bahwa setiap kemenangan adalah
atas izin Allah (Nasrullah atau Pertolongan Allah). Tak ada satupun yang
terlewat dari pertolongan-Nya. Jangan sampai kita menjadi sombong yang membuat
hati kita menjadi sempit. Serta selalu ikhlaslah dalam melakukan seluruh
tindakan hanya untuk Allah semata. Karena Allah melihat hati yang ikhlas karena
pandangan Allah jatuh pada hati yang Ikhlas.
3.
Ukhuwah
Ukhuwah yakni persaudaraan.
Persaudaraan inilah yang harus kita jaga.
Rasulullah bersabda:
Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. dari
Nabi Muhammad saw bersabda: “Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti
bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad
menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba
datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan
bersabda: Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah
menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki.” Imam Bukhari,
Muslim, dan An Nasa’i.
Sebagai aktivis dakwah, kita tidak
boleh seperti lilin, yang hanya menerangi di sekitarnya namun tak peduli kepada
dirinya sendiri.
*Wallalhu
a`lam bissawab